CERITA ular menjadi manusia, manusia menjadi ikan duyung atau babi ngepet biasanya ditemukan di acara sinetron televisi atau komik.Ceritera ini biasanya fiktif atau yang sulit dipercaya kebenarannya.
Tetapi, ketika hal ini benar-benar terjadi, maka akan jadi heboh dan diyakini sebagai kejadian mistis. Kehebohan ceritera seperti ini dialami warga di Kelurahan Welai Barat, Kecamatan Teluk Mutiara, dan sebagian masyarakat Kota Kalabahi yang telah mendengar cerita mengenai kejadian misterius ular
sanca (ular sawah) yang ditangkap seorang ibu rumah tangga di Kampung Kaikameng, Kelurahan Welai Barat, Rabu (1/12/2010). Ibu yang menangkap ular itu adalah Mama Beth Manilehi (50).
Kehebohan ini membuat warga sekitar wilayah itu dan Kota Kalabahi sejak Rabu (1/12/2010) hingga Kamis (2/12/2010) mendatangi rumah Mama Beth yang jaraknya sekitar 10 kilometer dari Kota Kalabahi. Masyarakat ke rumah itu mau melihat ular sanca dan ingin mendengar cerita drama penangkapan ular itu oleh Mama Beth yang telah menjanda 20 tahun.
Ketika mendatangi rumah Mama Beth, Kamis (2/12/2010), Pos Kupang menemukan kerumunan massa yang telah memenuhi rumah Mama Beth untuk melihat ular sanca itu.
Ular sanca yang menjadi perhatian masyarakat ditempatkan Mama Beth di rumah kubur suaminya di samping barat rumah induk permanen miliknya. Ular itu panjangnya sekitar 4,5 meter dengan ukuran badan sebesar tiang telepon.
Warna ular ini cukup indah. Kulit ular tersebut dari kepala hingga ekor, selain warna putih, juga warna kecoklatan terang seperti motif kain tenunan.
Ular ini berjenis kelamin betina dan baru habis bertelur. Telurnya yang putih bersih berjumlah 27 butir dengan ukuran sebesar bola tenis lantai. Dari 27 butir telur tersebut, satunya telah menetas berisikan dua ekor anak ular. Namun sayang, dua anak ekor ular itu langsung mati. Hal ini mungkin akibat telur tersebut belum waktunya menetas. Telur ular ini disimpan bersama dengan induknya di rumah kuburan tempat simpan ular itu.
Mama Beth memasung ular induk dengan sebuah tali nilon berwarna biru di bagian lehernya. Pemasungan dilakukan agar ular ini tidak lari dari tempat itu.
Jika didekati orang atau tubuhnya terkena sesuatu benda, ular ini langsung mengangkat kepalanya secara refleks dengan posisi hendak memagut.
Kondisi ular ini tidak beda dengan ular lainnya. Bahkan dari segi ukuran panjang dan besar, ular ini cukup panjang.
Yang menarik dari keberadaan ular ini, yakni cerita aneh yang dialami Mama Beth dan sejumlah warga di wilayah itu.
Kepada Pos Kupang Mama Beth menuturkan pengalamannya saat menangkap ular sudah lebih dari satu kali, meski ular itu besar sekalipun.
Menurut Mama Beth, ular yang ditangkap Rabu (1/12/2010) bersama dengan telurnya sangat lain dari ular yang ditangkap sebelumnya. Drama penangkapan ular diceriterakan Mama Beth, berawal dari informasi yang didengarnya dari sejumlah anak kecil yang tengah mandi di Kali Welai dan terpaksa mereka lari meninggalkan sungai menuju ke rumahnya karena melihat seekor ular besar dekat kali. Kali itu tidak jauh dari rumah Mama Beth, kurang-lebih 100 meter.
Atas informasi anak-anak ini, kata Mama Beth, dia langsung turun ke kali mencari ular itu. Ternyata ular berada dalam sebuah lubang batang pohon kemiri. Pohon kemiri sudah mati, dan letaknya persis di pinggir kali.
Saat menemukan ular itu, Mama Beth langsung mendekati pohon kemudian dengan jarinya mengorek tubuh ular itu, namun tubuh ular tidak bereaksi.
Langkah berikutnya, dia mengambil sebuah batang kayu, dan menusuk tubuh ular itu. Saat tubuh ular ditusuk, kepala ular tersebut langsung terangkat dan siap memangsanya. "Mungkin saya tusuk dengan kayu, dia sakit langsung bereaksi dan marah," tutur Mama Beth.
Menurutnya, ketika ular mengangkat kepala dan siap menyerangnya, ia langsung lari ke dalam air di sungai. Ular itu langsung keluar dari lubang batang pohon dan mengejarnya. Di air sungai, Mama Beth dan ular bergulat. Ular itu berupaya mematok dan membelitnya. Namun Mama Beth tidak memberikan peluang. Perkelahian dalam sungai berlangsung hampir setengah jam. Perkelahian ini disaksikan sejumlah warga, sebab kejadian pada siang hari. Perkelahian ini dimenangkan Mama Beth.
"Saat dia mau memagut, tangan saya bereaksi cepat menjemput lehernya, dan mencekik hingga tidak berdaya. Setelah itu, saya bawa ke rumah bersama telur-telurnya,"kata Mama Beth.
Dia mengatakan, sampai di rumah, dirinya langsung menempatkan ular itu di rumah kuburan samping rumahnya, dan memasung ular itu agar tidak lari.
Namun pukul 22.30 wita (jam setengan 11 malam) ular itu berupaya melarikan diri setelah berhasil melepaskan tubuhnya dari pasungan tali.
Menurut Mama Beth, dirinya mengejar ular itu dan kembali menangkap dan memasungnya. Setelah itu, sejumlah tanda aneh muncul dari ular itu. "Tanda aneh, yakni sekitar pukul 12 malam, ular itu meraung panjang seperti seekor anjing besar. Raungannya cukup lama sehingga mengagetkan warga sekitar. Saya kurang tahu ular bisa meraung atau tidak, tapi selama ini tidak pernah terjadi," ungkapnya dibenarkan sejumlah warga setempat yang mengaku menyaksikan kejadian itu semalam. Mereka kaget dengan raungan anjing yang panjang, ternyata setelah dicek raungan itu berasal dari ular itu.
Mama Beth mengatakan, setelah raungan ular, dirinya langsung naik ke tempat tidur untuk tidur. Saat tidur dirinya bermimpi ular itu menjelma menjadi manusia. Manusia itu seorang laki-laki, usianya sekitar 50 tahun, namun tinggi badannya seusia anak 2 atau 3 tahun.
Dalam mimpi, kata Mama Beth, ular yang telah menjelma itu minta dirinya melepaskannya agar dia (ular itu) bisa pulang ke istanannya. Jika dia pulang ke istanannya, maka ular itu menjanjikan akan menjadikan Mama Beth kaya raya.
Selain permintaan itu, jelas Mama Beth, jelmaan ular itu juga menyampaikan suatu pesan kepada para pemimpin agar bisa menjalankan perintah Pancasila pada sila ke-5, yaitu melakukan keadilan sosial.
"Saya tidak tahu maksud mimpi itu, tapi saya tidak akan melepaskannya. Karena saya tahu, dia itu setan. Saya khawatir kalau melepaskannya, dia buat saya kaya lalu kita dua punya ikatan kuat. Maka saya nanti lupa Tuhan. Biar dia di situ saja atau kalau ada orang yang mau pelihara, saya kasih ular itu. Tapi untuk melepaskannya kembali, saya tidak mau,"tandasnya.
Ia menambahkan, biasa jika ia menangkap ular seperti itu, anak-anak minta agar ular dijual dan uangnya dipakai beli minuman, dan dirinya pasti memberikannya. Tetapi untuk ular ini, ia tidak akan menjualnya. Baginya ular ini agak lain.
Dia mengaku di kampung ini ada hutan dan banyak ularnya. Bahkan warga telah membunuh banyak ular ketika masuk kampung karena memangsa binatang peliharaan masyarakat.
"Dulu saat mau bangun gereja Welai, masyarakat dari kampung pergi potong kayu untuk pelepah gereja di mesbah di hutan itu, ada 77 ular yang ditemukan. Ular itu ada yang dibawa pulang lalu ular lainnya ikut. Tetapi ular tersebut kembali lari ke hutan," ungkapnya.
Soal kepercayaan masyarakat di kampung itu, jika mendapat mimpi seperti itu, Mama Beth mengatakan, dirinya khawatir akan terjadi bencana. (okto manehat)
sumber : http://www.pos-kupang.com/read/artikel/55794/regionalntt/Ular%20Menjelma%20Jadi%20Manusia
Tetapi, ketika hal ini benar-benar terjadi, maka akan jadi heboh dan diyakini sebagai kejadian mistis. Kehebohan ceritera seperti ini dialami warga di Kelurahan Welai Barat, Kecamatan Teluk Mutiara, dan sebagian masyarakat Kota Kalabahi yang telah mendengar cerita mengenai kejadian misterius ular
sanca (ular sawah) yang ditangkap seorang ibu rumah tangga di Kampung Kaikameng, Kelurahan Welai Barat, Rabu (1/12/2010). Ibu yang menangkap ular itu adalah Mama Beth Manilehi (50).
Kehebohan ini membuat warga sekitar wilayah itu dan Kota Kalabahi sejak Rabu (1/12/2010) hingga Kamis (2/12/2010) mendatangi rumah Mama Beth yang jaraknya sekitar 10 kilometer dari Kota Kalabahi. Masyarakat ke rumah itu mau melihat ular sanca dan ingin mendengar cerita drama penangkapan ular itu oleh Mama Beth yang telah menjanda 20 tahun.
Ketika mendatangi rumah Mama Beth, Kamis (2/12/2010), Pos Kupang menemukan kerumunan massa yang telah memenuhi rumah Mama Beth untuk melihat ular sanca itu.
Ular sanca yang menjadi perhatian masyarakat ditempatkan Mama Beth di rumah kubur suaminya di samping barat rumah induk permanen miliknya. Ular itu panjangnya sekitar 4,5 meter dengan ukuran badan sebesar tiang telepon.
Warna ular ini cukup indah. Kulit ular tersebut dari kepala hingga ekor, selain warna putih, juga warna kecoklatan terang seperti motif kain tenunan.
Ular ini berjenis kelamin betina dan baru habis bertelur. Telurnya yang putih bersih berjumlah 27 butir dengan ukuran sebesar bola tenis lantai. Dari 27 butir telur tersebut, satunya telah menetas berisikan dua ekor anak ular. Namun sayang, dua anak ekor ular itu langsung mati. Hal ini mungkin akibat telur tersebut belum waktunya menetas. Telur ular ini disimpan bersama dengan induknya di rumah kuburan tempat simpan ular itu.
Mama Beth memasung ular induk dengan sebuah tali nilon berwarna biru di bagian lehernya. Pemasungan dilakukan agar ular ini tidak lari dari tempat itu.
Jika didekati orang atau tubuhnya terkena sesuatu benda, ular ini langsung mengangkat kepalanya secara refleks dengan posisi hendak memagut.
Kondisi ular ini tidak beda dengan ular lainnya. Bahkan dari segi ukuran panjang dan besar, ular ini cukup panjang.
Yang menarik dari keberadaan ular ini, yakni cerita aneh yang dialami Mama Beth dan sejumlah warga di wilayah itu.
Kepada Pos Kupang Mama Beth menuturkan pengalamannya saat menangkap ular sudah lebih dari satu kali, meski ular itu besar sekalipun.
Menurut Mama Beth, ular yang ditangkap Rabu (1/12/2010) bersama dengan telurnya sangat lain dari ular yang ditangkap sebelumnya. Drama penangkapan ular diceriterakan Mama Beth, berawal dari informasi yang didengarnya dari sejumlah anak kecil yang tengah mandi di Kali Welai dan terpaksa mereka lari meninggalkan sungai menuju ke rumahnya karena melihat seekor ular besar dekat kali. Kali itu tidak jauh dari rumah Mama Beth, kurang-lebih 100 meter.
Atas informasi anak-anak ini, kata Mama Beth, dia langsung turun ke kali mencari ular itu. Ternyata ular berada dalam sebuah lubang batang pohon kemiri. Pohon kemiri sudah mati, dan letaknya persis di pinggir kali.
Saat menemukan ular itu, Mama Beth langsung mendekati pohon kemudian dengan jarinya mengorek tubuh ular itu, namun tubuh ular tidak bereaksi.
Langkah berikutnya, dia mengambil sebuah batang kayu, dan menusuk tubuh ular itu. Saat tubuh ular ditusuk, kepala ular tersebut langsung terangkat dan siap memangsanya. "Mungkin saya tusuk dengan kayu, dia sakit langsung bereaksi dan marah," tutur Mama Beth.
Menurutnya, ketika ular mengangkat kepala dan siap menyerangnya, ia langsung lari ke dalam air di sungai. Ular itu langsung keluar dari lubang batang pohon dan mengejarnya. Di air sungai, Mama Beth dan ular bergulat. Ular itu berupaya mematok dan membelitnya. Namun Mama Beth tidak memberikan peluang. Perkelahian dalam sungai berlangsung hampir setengah jam. Perkelahian ini disaksikan sejumlah warga, sebab kejadian pada siang hari. Perkelahian ini dimenangkan Mama Beth.
"Saat dia mau memagut, tangan saya bereaksi cepat menjemput lehernya, dan mencekik hingga tidak berdaya. Setelah itu, saya bawa ke rumah bersama telur-telurnya,"kata Mama Beth.
Dia mengatakan, sampai di rumah, dirinya langsung menempatkan ular itu di rumah kuburan samping rumahnya, dan memasung ular itu agar tidak lari.
Namun pukul 22.30 wita (jam setengan 11 malam) ular itu berupaya melarikan diri setelah berhasil melepaskan tubuhnya dari pasungan tali.
Menurut Mama Beth, dirinya mengejar ular itu dan kembali menangkap dan memasungnya. Setelah itu, sejumlah tanda aneh muncul dari ular itu. "Tanda aneh, yakni sekitar pukul 12 malam, ular itu meraung panjang seperti seekor anjing besar. Raungannya cukup lama sehingga mengagetkan warga sekitar. Saya kurang tahu ular bisa meraung atau tidak, tapi selama ini tidak pernah terjadi," ungkapnya dibenarkan sejumlah warga setempat yang mengaku menyaksikan kejadian itu semalam. Mereka kaget dengan raungan anjing yang panjang, ternyata setelah dicek raungan itu berasal dari ular itu.
Mama Beth mengatakan, setelah raungan ular, dirinya langsung naik ke tempat tidur untuk tidur. Saat tidur dirinya bermimpi ular itu menjelma menjadi manusia. Manusia itu seorang laki-laki, usianya sekitar 50 tahun, namun tinggi badannya seusia anak 2 atau 3 tahun.
Dalam mimpi, kata Mama Beth, ular yang telah menjelma itu minta dirinya melepaskannya agar dia (ular itu) bisa pulang ke istanannya. Jika dia pulang ke istanannya, maka ular itu menjanjikan akan menjadikan Mama Beth kaya raya.
Selain permintaan itu, jelas Mama Beth, jelmaan ular itu juga menyampaikan suatu pesan kepada para pemimpin agar bisa menjalankan perintah Pancasila pada sila ke-5, yaitu melakukan keadilan sosial.
"Saya tidak tahu maksud mimpi itu, tapi saya tidak akan melepaskannya. Karena saya tahu, dia itu setan. Saya khawatir kalau melepaskannya, dia buat saya kaya lalu kita dua punya ikatan kuat. Maka saya nanti lupa Tuhan. Biar dia di situ saja atau kalau ada orang yang mau pelihara, saya kasih ular itu. Tapi untuk melepaskannya kembali, saya tidak mau,"tandasnya.
Ia menambahkan, biasa jika ia menangkap ular seperti itu, anak-anak minta agar ular dijual dan uangnya dipakai beli minuman, dan dirinya pasti memberikannya. Tetapi untuk ular ini, ia tidak akan menjualnya. Baginya ular ini agak lain.
Dia mengaku di kampung ini ada hutan dan banyak ularnya. Bahkan warga telah membunuh banyak ular ketika masuk kampung karena memangsa binatang peliharaan masyarakat.
"Dulu saat mau bangun gereja Welai, masyarakat dari kampung pergi potong kayu untuk pelepah gereja di mesbah di hutan itu, ada 77 ular yang ditemukan. Ular itu ada yang dibawa pulang lalu ular lainnya ikut. Tetapi ular tersebut kembali lari ke hutan," ungkapnya.
Soal kepercayaan masyarakat di kampung itu, jika mendapat mimpi seperti itu, Mama Beth mengatakan, dirinya khawatir akan terjadi bencana. (okto manehat)
sumber : http://www.pos-kupang.com/read/artikel/55794/regionalntt/Ular%20Menjelma%20Jadi%20Manusia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar