Rabu, 17 November 2010

Dokter Salah Operasi, Alat Kelamin Terpotong


Dokter yang dituduh salah operasi hingga menghilangkan alat kelamin wanita pasiennya tanpa bentuk, akhirnya dituntut memulihkannya. Dia berjanji mengembalikan miss V Carolyn Dewaegeneire (58) termasuk bentuk dan klitorisnya seperti semula.
Di depan persidangan PN Sydney Australia, dokter yang tidak disebutkan namanya itu kesulitan menjelaskan secara hukum terkait tindakan medis yang dilakukan atas Ny Carolyn. Memang sebelumnya, dokter mengatakan kepada pasiennya itu bahwa kanker 9 cm yang berada di rahim harus diangkat dengan pembedahan.

Sebelum melakukan tindakan medis itu, dokter juga mengatakan bahwa alat kelamin mulai dari mulut vagina hingga ke rahim sepanjang kira-kira 60 cm harus diangkat. Tapi dokter tidak menjelaskan bahwa bagian clitoris milik Ny Carolyn juga akan diambil.

Dailymail
Begitu selesai operasi, Ny Carolyn kaget melihat bentuk miss V nya yang tidak karuan. Tidak ada klitorisnya dan dia mengaku tidak orgasme sejak dioperasi itu. Memang suaminya pun telah meninggal tahun 2001. Sedangkan operasi pengangkatan kanker rahim dilaksanakan di RS NSW pada bulan Agustus 2002. Kasus baru mencuat tahun 2010 setelah Ny Carolyn si pasien tidak nyaman dengan bentuk kelaminnya.
Senin (15/11) di sidang itu terungkap tanya jawab ilmiah sekaligus lucu antara jaksa dengan si dokter.
Jaksa Margaret Cunneen bertanya kepada dokter, apakah tak ada tindakan lain untuk mengangkat kanker pasien selain dengan menghilangkan bentuk vagina dan klitorisnya juga hilang. Bukankah wanita si pasien ini tidak mengira sebelumnya bahwa bentuk miss V nya akan jelek dan klitorisnya hilang. Wanita itu tidak tahu dengan operasi itu akan kehilangan vulva dan klitorisnya, karena dokter tidak menjelaskan sebelumnya.
Dokter menjawab, bahwa sebelum operasi telah menunjukkan gambar kepada pasiennya terkait bagian yang akan dihilangkan. Tapi tidak menyebut bahwa klitorisnya juga ikut hilang. Saat menjelaskan hal itu, dokter menggunakan istilah medis, yang tidak diketahui secara jelas oleh si pasien.
Apakah dokter tidak menjelaskan bahwa setelah operasi ini si pasien tidak bisa lagi orgasme? Karena klitoris adalah organ penting dalam hal itu. Dokter menjawab bahwa dia tidak sedang membahas masalah orgasme tapi mau mengambil tindakan medis terkait kankernya. Sidang ini terus berlanjut dan menjadi perhatian publik Australia karena merupakan malpraktek yang unik di dunia.BANGKA POS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar